# 46 BUMN Hadir untuk Negeri (BUHN) 2017 : Rame-rame up country ke Tarakan

Assalamualaikum wr.wb,
Untuk yang ketiga kalinya, RNI kembali menjadi host – kali ini bersama BULOG – dalam acara BUMN Hadir Untuk Negeri (BUHN) yang diselenggarakan di seluruh pelosok negeri oleh jajaran perusahaan BUMN yang dirangkaikan dengan kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Alhamdulilah, RNI selalu kebagian yang muda-muda.
Maksudnya wilayah yang menjadi binaannya. Kalau 2 tahun yang lalu kami kebagian Propinsi Sulawesi Barat – Propinsi baru ke 33 dari 34 propinsi kita sekarang, kemudian tahun lalu di Manado Sulawesi Utara, maka tahun ini kami kebagian di propinsi yang ke 34 yaitu Kalimantan Utara atau yang populer dengan sebutan Kaltara. Patut disyukuri karena banyak hal baru yang bisa dipelajari, baik petualangan perjalanannya maupun – tentu saja – peluang bisnisnya.

20882939_10214635158498845_2775424815588880031_n.jpg

Kegiatan BUHN di Kaltara dipusatkan di Tarakan, kota yang paling mudah dijangkau transportasinya walaupun bukan ibukotanya. Dari Jakarta bisa terbang langsung atau bisa dari Balikpapan dan bahkan Samarinda meskipun dengan pesawat baling-baling. Dengan pilihan route yang beragam itu, saya manfaatkan sekalian untuk berkeliling menengok cabang-cabang PT Rajawali Nusindo di Samarinda dan Balikpapan, bahkan secara kebetulan saya juga bisa sekalian melakukan peresmian kantor baru cabang Pontianak di Kalimantan Barat. Jadi sekali jalan saya bisa mengelilingi wilayah kerja Nusindo di Kalimantan Utara, Timur dan Barat.

21034156_10214635158578847_8735718220310740161_n.jpg
Kalau tidak harus kembali untuk upacara di Jakarta, saya mungkin bisa menjangkau cabang Banjarmasin di Kalimantan Selatan maupun Palangkaraya di Kalimantan Tengah. Mungkin lain waktu sambil – siapa tahu – juga bisa menjajal berwisata ke Pulau Derawan yang sangat terkenal itu.
Tarakan sendiri adalah wilayah kerja dari Cabang Balikpapan meskipun harus dilakukan dengan cara up country yaitu mengirim salesman kesana selama beberapa hari untuk melakukan penjualan sampai penagihan sekaligus. Cabang Balikpapan dan Samarinda berbagi wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Semula dua propinsi itu adalah wilayah kerja Cabang Balikpapan, sedangkan Samarinda mulai lahir di tahun 2005 sebagai sub-cabang atau deponya Balikpapan.

Tahun 2008 barulah menjadi Cabang penuh yang “berdaulat” secara mandiri. Seiring dengan perkembangan ekonomi daerah, terutama ketika batubara booming di Kaltim, wilayah tersebut menjadi sangat makmur. Saya kira semua orang juga pernah mendengar bahwa salah satu Kabupatennya yaitu Kutai Kartanegara (Kukar) dikenal sebagai daerah terkaya. Pendidikan dan kesehatan gratis untuk semua warganya. Saya sempat melihat sisa-sisa kejayaan Kukar yang saat ini dipimpin oleh Bupati perempuan, putri Kepala Daerah sebelumnya. Sebuah pulau yang indah – bernama Pulau Kumala- terbentang di tengah sungai Mahakam dan masih terlihat bekas sarana wisata seperti tower, cable car, taman burung dan icon pulau itu yang disebut Lembuswana yaitu mahluk imajiner seperti lembu bersayap yang bisa terbang, bertaring dan berbelalai seperti gajah. Sayang sekali ketika perekonomian semakin merosot, bahkan sampai mengalami negatif growth maka semua sarana tersebut menjadi agak kurang terawat. Tapi makanannya masih tetap top-markotop, terutama di restoran terapung di Sungai Mahakam, sambalnya bukan main lezat…Super lekker bro!!

20952993_10214635159098860_6185090364357300551_n.jpg
Lesunya perekonomian disana tidak menyurutkan kinerja cabang. Nusindo Samarinda dengan segala keterbatasannya bahkan menghasilkan profit yang lebih tinggi dari induk asalnya, Balikpapan. Tahun 2015 menjadi Cabang terbaik no.2 se Nusindo dan tahun berikutnya meraih penghargaan no.3 se RNI. Saya katakan terbatas karena kantornya masih umpel-umpelan. Pak Syamsul Arif, kepala cabangnya, harus banyak muter otak untuk menata ruangan-ruangan agar memenuhi syarat menuju CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) maupun CDAKTB (Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik). Meskipun serba terbatas sarananya tetapi moral dan semangat para karyawan patut diacungi jempol.
Sebagian besar masih muda-muda, aura kekompakan dan keharmonisan juga nampak dari keakraban diantara mereka. Saya yakin, Insya Allah dengan modal semangat itu, masa depan Cabang Samarinda akan lebih baik. Harapan untuk menjadi satu atap (karena kantor yang sekarang terdiri dari dua gedung yang terpisah) juga akan bisa dipenuhi.
Memang masalah kantor ini masih menjadi PR bagi Nusindo karena belum semua milik sendiri. Cabang Balikpapan walaupun kantornya megah, bertingkat, gudang luas, tapi masih indekos di rumah orang. Di sisi lain, lahan kosong yang dibeli sejak pertengahan tahun 90an dan cukup luas – 3.000 m2 – sampai saat ini belum dibangun. Beruntung dalam Kalimantan Roadshow kali ini saya didampingi Direktur SDM dan Manajemen Aset pak Djoko Retnadi sehingga ada teman yang bisa diajak diskusi mencari solusi terbaik untuk menyediakan kantor Bagi Nusindo. Apalagi tanah itu adalah milik RNI yang berada di ranah kewenangan pak Djoko.

20953639_10214635159178862_2218665392233942183_n.jpg
Dengan sarana yang lebih lengkap, cabang Balikpapan saya lihat perlu terus didorong agar lebih meningkat labanya 2 – 3 lipat dari yang sekarang. Ketika saya tawari untuk berbisnis gula, beras dan pupuk, kepala cabangnya pak Ridha sangat antusias. Sambil berhitung di luar kepala, sementara dia bisa menyimpulkan bahwa masih ada margin yang bisa diperoleh cabang. Namun dalam hal gula juga timbul tantangan baru buat teman-teman dari PG. Masalah mutu gula atau Icumsa harus menjadi perhatian utama sebab bagi masyarakat Kalimantan sudah terbiasa mengkonsumsi gula putih Rose Brand yang merupakan GKP yang cukup laku disana. Jadi disana gula kuning tidak laku, apalagi kalau kadang kuning, kadang coklat akan lebih parah lagi. Bukan hanya aspek produksi dan kualitas yang harus diperbaiki, mungkin dalam cara berdagang gulapun harus banyak perubahan yang kita lakukan. Tantangan makin tahun makin berat. Bukan hanya di sektor pembuatan gulanya tapi seperti sekarang ini, di penjualanpun juga masalah. Kalau kerjanya masih dengan cara yang sama tapi minta hasil yang berbeda, maka kata pepatah :
“If we do the same thing over and over again, but we expect different result, it’s insane”
Kesempatan bertatap muka dengan para karyawan Nusindo di Kalimantan, apalagi didampingi Direksinya sangat saya manfaatkan betul untuk membangkitkan semangat mereka dari jajaran bawah sampai atas. Kehilangan 2 prinsipal besar tahun 2017 ini tidak perlu disesali apalagi diratapi meskipun omsetnya sangat besar. Keputusan sudah diambil dengan sadar dan perhitungan yang matang. Kalau dalam kerjasama disribusi prinsip saling menguntungkan sudah tidak terjadi lagi buat apa diteruskan? Yang penting patah tumbuh hilang berganti. Mati satu tumbuh seribu. Tidak boleh ada kata patah hati atau patah semangat atau patah yang lain. Kita harus move on lagi. Jangan berlarut-larut ibaratnya sampai jadi “jones” (jomblo ngenes). Alhamdulilah, prinsipal baru berdatangan. Segera kenali kekuatan dan kelemahan produknya, siapkan SDM dan jaringannya agar bisa cepat tancap gas. Tugas beratnya bukan cuma menggantikan omset yang hilang dari prinsipal lama tetapi juga harus meningkatkan pertumbuhan omset secara keseluruhan, dari Rp 2,8 T ditahun 2016 menjadi Rp 3,5 T di tahun 2017. Insya Allah….Memotivasi karyawan juga bisa dengan cara berbagi pengalaman pribadi. Pertama tentu saja dengan selalu meningkatkan kompetensi di bidang tugas kita. Karyawan lain mengetik 2 jari, kita bisa ngetik 10 jari. Kedua, kita harus tunjukkan bahwa kita lebih rajin. Karyawan lain datang jam 7, kita datang lebih awal.Yang pertama adalah kelompok hard competence, sedangkan yang kedua adalah soft-competence. Ketiga, jangan lupa membangun silaturahmi, berteman, networking, sebab pada suatu saat nanti, pertemanan itu akan dibutuhkan. Pak Djoko selaku Direktur SDM memberikan contoh yang lebih banyak lagi dari 3 prinsip tersebut.Dan yang paling saya tekankan dimana-mana adalah bahwa kita harus jadikan pekerjaan kita ini sebagai “ladang ibadah”. Jauhkan dari cara yang tidak jujur, korup dan penuh tipu muslihat. Kedepankan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan tuntas. Pokok na “do your best” lah kata urang Sunda mah.Sayang saya tidak bisa berdiskusi dengan teman-teman dari Cabang Pontianak. Maklum hari ketika saya datang ke Cabang Pontianak, tanggal 15 Agustus adalah untuk menghadiri perhelatan besar peresmian kantor cabang baru. Acaranya sungguh luar biasa meriah. Semua berpakaian adat, termasuk tamu VVIP juga dikalungi selempang dan kopiah khas Kalimantan. Acara itu sepadan dengan kemegahan kantornya. Walaupun agak jauh dari kota tapi seiring dengan dibangunnya jalan baru, niscaya sebentar lagi pasti ramai. Dengan luas bangunan kantor 200 m2, dan luas gudang 700 m2 yang berdiri diatas tanah 3.000 m2 maka ke depan Insya Allah cabang Pontianak akan menjadi cabang yang besar dengan sarana yang handal. Saya juga yakin dengan sarana yang sedemikian lengkap sertifikat CDOB dab CDAKB akan segera di dapat. Dengan demikian akan mempercepat cita-cita Nusindo agar tahun 2018 nanti seluruh cabangnya sudah bersertifikat. Amiin.
Demikianlah, bagi saya menghadiri rangkaian acara BUHN juga sekaligus kesempatan untuk berkeliling mengunjungi seluruh unit-unit usaha yang ada di daerah. Untuk Rajawali Nusindo saja yang memiliki 42 cabang belum tentu semuanya bisa saya kunjungi. Dengan adanya BUHN ini saya juga bisa menyambungkan silaturahmi teman-teman kepala cabang dengan pejabat-pejabat pengambil keputusan di daerah. Seperti di Tarakan kali ini, meskipun tuan rumah adalah walikota Tarakan pak Sofyan Ragai, saya berharap gaung acara ini juga menggema sampai ke seluruh Kaltara seperti Kabupaten2 Nunukan, Bulungan, Malinau dan Tanah tidung. Apalagi acaranya begitu meriah. Lima ribu warga turun ke jalan mengikuti jalan sehat 5 km dengan antusias meskipun agak gerimis sebentar. Warga juga setia menunggu sampai acara pembagian door prize tuntas habis, dengan grand prize sebuah sepeda motor. Seperti juga tahun lalu, acara BUHN ini juga diisi dengan SMN (Siswa Mengenal Nusantara) yang kali ini diisi dengan mengirim 20 siswa ke propinsi Sumatera Selatan. Juga selalu ada acara Bedah Rumah Veteran yang kali ini dilakukan oleh Bulog.
Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 72
Merdeka!!
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 16 Agustus 2017.
Didik Prasetyo

 

Tinggalkan komentar