# 38 Sekilas 2016 : Yang Kinclong Dan Yang Redup bagian kedua

Assalamualaikum wr.wb,

Selamat pagi teman-teman semua, pagi ini sambil menikmati penerbangan Garuda dari Jakarta ke Surabaya menemani pak Deputi menemui Gubernur Jatim sebelum lanjut ke Mandalika Lombok, saya ingin melanjutkan cerita saya CN 38 yang baru saja saya posting.

Di bagian pertama saya sudah bercerita tentang jatuh bangunnya PT PG Rajawali 1 dan PT PG Candi Baru menjaga kinerja perusahaan supaya tetep biru real biru tanpa rekayasa, PT Phapros dengan para Phaprosersnya dan PT Rajawali Nusindo yang lagi menggebu-gebu dan tancap gas menggapai pertumbuhan yang tidak lagi linear namun harus melompat katak. Biasanya kecepatan pertumbuhan hanya sedikit diatas rata-rata industri, namun sekarang saya minta digenjot 3 – 5 kali lipatnya. Alhamdulillah 2016 kemarin sudah dibuktikan.

GGMmitrakerinci2-10.jpg

Selanjutnya saya ingin bercerita anak perusahaan perkebunan RNI yang juga penuh talenta seperti PT Mitra Kerinci yang dipimpin tenaga muda, yaitu Sdr.Yosdian Adi Pramono (MT Angkatan VII Agro tahun 2006) bersama para Likiers, disamping mencapai prestasi yang mengesankan dengan keberhasilannya menghilangkan raport merah, saya lihat juga terus berkembang dengan dinamika yang tinggi di segala lini manajemen. Tahun 2016 ini laba PT Mitra Kerinci mencapai lebih dari Rp 2 milyar, naik dari tahun 2015 yang masih menderita kerugian lebih dari Rp 6 milyar. Kecil sih, tapi bagi Likiers ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Dengan areal kebun teh seluas 1.481 ha dan areal efektifnya seluas 1.050 ha, produktivitas teh kering 3,6 ton/ha merupakan produktivitas tertinggi secara nasional yang rata-rata masih di bawah 2 ton/ha. Kalau saya perhatikan, PT Mitra Kerinci sekarang menjadi anak perusahaan yang memiliki aspek bisnis terlengkap yang semuanya memiliki tantangan masing-masing. Kualitas teh yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan terus karena selain smokey akibat menggunakan kayu bakar sebagai pemanasnya juga masuh tingginya unsur antraquinon sehingga ditolak di pasar Amerika. Saya sudah minta mereka menggantinya dengan gas oleh karenanya beberapa waktu yang lalu saya sudah pertemukan mereka dengan teman-teman dari PT Gagas Energi (anak perusahaan PGN). Di aspek pemasaran juga menghadapi dinamika yang menantang karena PT Mitra Kerinci disamping menjual teh sebagai komoditas juga sudah mulai berani memasuki pasar retail dengan memasang brand Liki Tea. Saya berharap mudah-mudahan dengan keberanian untuk berpromosi di berbagai pameran dalam dan luar negeri, Sdr.Yosdian bisa segera memetik hasilnya dari pilar teh retailnya ini. Selain itu kacang Macadamia yang banyak tumbuh di Kebun Mitra Kerinci saya minta ditangani lebih serius agar bisa dibudidayakan secara komersial bukan hanya sebagai oleh-oleh tamu yang berkunjung ke Liki. Lebih hebat lagi, PT Mitra Kerinci juga sudah melakukan aksi korporasi dengan membentuk anak perusahaan bekerjasama dengan anak perusahaan BUMN PT Brantas Abipraya dengan bisnis membangun pembangkit listrik mini hidro berkekuatan 15,6 MW. Dengan potensi yang sangat lengkap tersebut saya tantang Sdr. Yosdian untuk bisa menghasilkan laba rata-rata diatas Rp 30 milyar pertahun, agar akumulasi rugi yang diderita PT Mitra Kerinci yang sampai saat ini mencapai Rp 139 mikyar lebih bisa ditutup dalam waktu 5 – 7 tahun saja. Kalau rata-rata labanya hanya sebesar Rp 2 milyar pertahun, lebih dari 60 tahun kemudian ekuitas PT Mitra Kerinci baru positip. Saya tidak bisa menunggu selama itu …. ayoo Likiers kerahkan semua kreativitas untuk menyambut tantangan ini…

16266182_10212486098413686_716370906708285560_n.jpg

Cerita yang mengharubiru juga terjadi di anak perusahaan RNI yang lain yaitu PT Mitra Ogan, sejak nahkodanya saya ganti dengan Pak Natsir alumni PTPN 7 bulan September 2016 lalu, didukung pak Sigit dari PTPN 3 dan pak Fikri jebolan Head Keuangan PT RNI, PT Mitra Ogan seolah-olah bangun dari mimpi dan berlari kencang mengejar Saudara-saudara tirinya yakni PTPN sawit. TBS yang tadinya hanya masuk 150 – 200 ton/hari meloncat menjadi 700 – 800 ton lebih per hari. Mereka bahkan akan mengejar di 1.000. – 1.500 ton/hari di tahun 2017 ini. 2 unit PKS yang tadinya hanya beroperasi satu unit dengan kapasitas separohnya, November 2016 lalu sudah beroperasi full semuanya, gaji karyawan yang tadinya hanya dibayar 65% dan sempat kami didemo dan dilaporkan kepada pemegang saham Kementerian BUMN, Desember 2016 yang lalu sudah dibayar full 100%. Meskipun masih menderita kerugian sebesar Rp 85 milyar ditahun 2016 ini, namun ruginya sudah lebih kecil dibandingkan prediksi saya waktu itu yang saya perkirakan mencapai Rp 130 milyar lebih. Yang paling spektakuler adalah bulan Desember 2016, perusahaan membukukan laba Rp 10 milyar lebih. 20 jempol saya berikan kepada pak Natsir dan para Oganers….he he he. Semangat kerja Oganers sudah mulai nampak, iklim kompetisi yang baik sudah terbit, perbaikan di sana sini sudah mulai muncul hasilnya, jalan sudah gagah dan tidak tertunduk malu kalau ketemu tetangga. Alhamdulillah, syukur saya yang ke tiga….ayoo Oganers jaga semangat tunjukkan bawa anda semua bisa membawa Mitra Ogan meraih kejayaannya kembali. You all can get the greatest and the glory…

Berlanjut ke PT Rajawali Tanjungsari yang saat saya masuk RNI tahun 2015 di vonis mati oleh manajemen yang lama. Saat ini sedang mencoba menambah portofolio bisnisnya tidak hanya sebatas penyamakan kulit namun juga akan memproduksi karung plastik. Secara bertahap kinerjanya juga sudah mulai membaik meskipun belum berhasil membuang dalam kurungnya, tetapi penurunan kerugiannya sudah sangat signifikan. Awal tahun 2017 lalu saya memutuskan untuk mengestafetkan pimpinan Tanjungsari ke Sdr.Gigih Mulyonoto – Kepala Cabang Mataram PT Rajawali Nusindo seorang tenaga muda juga ex MT Angkatan II Non-Agro tahun 2005. Sementara Sdr. Ferry Priyadi Yustono yang saya anggap cukup berhasil mengangkat kinerja PT Rajawali Tanjungsari, saya terjunkan untuk membenahi PT Rajawali II di bidang keuangan mendampingi Pak Audry Jolly Lapian, Direktur Produksi PT Rajawali I yang saya percaya menjadi Direktur Utama PT Rajawali II.

IMG_9932a.jpg

Memang tidak semuanya bisa kinclong tahun ini. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk memoles lagi kinerja anak perusahaan yang warnanya masih redup atau tadinya kinclong sekarang meredup seperti PT Rajawali Citramass, PT PG Rajawali II, PT Mitra Rajawali Banjaran dan PT Laskar. Banyak hal yang mesti saya pelototin dan saya cerewetin mungkin supaya mereka-mereka mulai seirama atau bisa mengikuti kecepatan laju kendaraan RNI yang sedang saya kemudikan. Kalau tidak bisa mengikuti ya mohon maaf silakan tinggal ditempat, saya akan mencari orang yang mau mengikuti kecepatan kendaraan tersebut.

Saya menemukan bahwa kunci keberhasilan utama dalam mengangkat kinerja yang sedang menurun adalah kebersamaan antara pimpinan dan karyawan. Pimpinan yang berempati dengan keprihatinan seluruh karyawan akan mendapat dukungan respon yang positif dari para karyawan. Apalagi jika pimpinan itu juga piawai dalam mengajak dan memotivasi karyawannya. Kelebihan di jaman teknologi informasi berupa komunikasi dengan menggunakan berbagai media seperti WA, FB, Path, IG, dsb dapat menjadi sarana yang ampuh dalam berkomunikasi untuk mengajak dan membangkitkan semangat rekan sekerja dan anak buah.

16174765_10212486098973700_4358094757010412098_n.jpg

Mari kita tutup lembaran 2016 ini dengan mensyukuri semua yang sudah kita dapat dan menggunakan pengalaman di 2016 ini, baik ataupun jelek sebagai bekal menatap ke depan menghadapi tanttangan di 2017.

Berjuang dengan berbuat sebaik-baiknya dengan senantiasa memohon ridho Allah.

Selamat bekerja.

Wassalamualaikum wr.wb.

Surabaya, 26 Januari 2017.

Didik Prasetyo